Sunday, January 3, 2010

PLUS MINUS PERFECTIONIST TYPE




Perfeksionis, boleh dikatakan suatu sifat atau problem kejiwaan dalam diri manusia yang hampir selalu memiliki kesempurnaan. Bagi Anda yang memiliki sifat atau perilaku perfeksionis, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang mungkin belum Anda ketahui. Berikut ciri-ciri orang perfeksionis :

  • Selalu bekerja dengan sepenuh hati dan totalitas
  • Berambisi untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan
  • Cenderung memaksakan diri untuk melakukan segalanya, walaupun sebenarnya sudah di luar batas kemampuannya
  • Mudah sekali kecewa, jika ada satu atau sedikit kekurangan saja, yang walaupun di mata orang lain biasa saja
  • Cenderung sulit untuk rela mendelegasikan tugas atau pekerjaannya kepada orang lain
  • Cenderung tidak mudah percaya atau terkadang meremehkan kemampuan orang lain
  • Mudah emosi dan sering egois

Sifat perfeksionis tidak selalu mengerjakan semuanya dengan sempurna dan juga bukanlah hal yang jelek, namun mungkin bisa sedikit dikurangi atau dikontrol agar tidak sampai merugikan orang lain. Untuk mengontrol sifat perfeksionis, mungkin Anda dapat melakukan hal berikut ini:

  • Refreshing dan lebih santai sehingga setiap masalah tidak selalu harus dihadapi dengan serius dan bermuka tegang. Anda bisa berbagi dengan kawan atau bersenda gurau, melontarkan humor ringan ketika Anda bergaul dengan orang lain. Atau jika Anda masih terbilang orang sibuk, Anda dapat sedikit bersantai dengan membaca buku humor atau film lucu. Atau mungkin Anda dapat pergi ke luar kota, atau mengikuti kegiatan lainnya di luar rumah.
  • Anda juga dapat bergabung dengan organisasi, perkumpulan anak muda, atau kelompok arisan, dan sebagainya untuk belajar mengenai pembagian kerja dalam kelompok, agar nantinya Anda tidak mudah untuk meremehkan kemampuan orang lain. Anda dapat mulai belajar untuk mempercayai kemampuan seseorang untuk membantu Anda, seperti meyakini kemampuan Anda.
  • Bersikap terbuka, baik saran atau kritikan, dan nasihat yang membangun. Jadikanlah saran dan kritik untuk membangun dan sebagai acuan produktivitas dan semangat kerja Anda, bukan sebagai alasan untuk merendahkan Anda.

Seseorang yang perfeksionis, cenderung untuk menginginkan semuanya berjalan sempurna dan untuk itu mereka harus melakukannya sendiri, dan akan terus berusaha hingga membuatnya tampak sempurna baginya, walaupun menurut orang lain, sudah baik dan masih dalam kondisi yang wajar. Untuk itu, diperlukan usaha yang berkelanjutan agar Anda dapat mengubah sedikit demi sedikit kepribadian perfeksionis, menjadi lebih baik.

====================================================================


Orang perfeksionis memandang segala sesuatu harus full jadi gak bisa ada sedikit kekurangan, kejelekan atau kesalahan. Repotnya kadang orang perfeksionis melihat orang lain dari sisi negative *karena gak sesuai dengan keinginannya*. Padahal gak semua yang ada dipikiran orang perfeksionis juga terpikirkan oleh orang lain. Tidak jarang orang perfeksionis menuntut orang lain jadi lebih baik tanpa sadar dirinya juga harus memperbaiki diri.

Orang perfeksionis cenderung egois, semua hal harus sesuai keinginan atau imajinasinya tanpa mau ngerti kondisi orang lain. Serta sering menuntut orang lain untuk mengikuti apa yang diinginkan. Terlalu detail bahkan hal2 kecil pun bisa jadi hal besar bagi orang perfeksionis sehingga sulit toleransi ke orang lain. Kesan yang paling menonjol dari orang perfeksionis adalah “semau gue”.

Tapi sisi positif dari orang perfeksionis adalah lebih teliti dalam melakukan sesuatu, malah sangat berhati2 bekerja *sampe kadang2 gak ada yang dilakukan karena terlalu banyak hal yang dipertimbangkan*. Orang perfeksionis takut akan kegagalan, sehingga total dalam bekerja *blm tentu utk hal lainnya* selain itu orang perfeksionis kreatif dan berpikir taktis.

=============================================================

Setiap karyawan pasti berharap memiliki pemimpin yang ideal. Atau setidaknya, mempunyai karakter yang mendekati pemimpin idaman. Secara psikologis, karyawan akan lebih senang bekerja untuk pemimpin yang memenuhi nilai-nilai subjektif tertentu, yang sesuai dengan keinginan mereka.

Namun, pada kenyataannya, karyawan seringkali tidak bisa memilih bos mereka. Beruntunglah karyawan yang mendapatkan bos berkriteria “baik”. Tapi, memiliki bos yang dikategorikan “buruk”, juga bukan berarti akhir dari segalanya.

Apakah Anda merasa tertekan dengan sikap bos yang selalu mengkritik hasil kerja Anda? Mungkin, maksud bos Anda baik. Dia memperhatikan setiap detail dan ingin hasil kerja Anda sempurna. Hanya saja, terkadang ada situasi yang membuat hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Misalnya, saat deadline mendesak, tiba-tiba atasan Anda masih melakukan revisi. Bahkan, dia ingin merombak total pekerjaan yang sudah dikerjakan begitu lama. Memusingkan, bukan? Belum lagi, masih ditambah kritikan pedas yang cukup membuat panas telinga. Selain itu, Anda tidak leluasa bekerja karena selalu dipantau oleh sang bos yang menyimpan keraguan akan kemampuan Anda dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.

Seorang yang perfeksionis ingin mengerjakan semuanya dengan sempurna. Dan, standar itu tidak hanya diterapkan pada dirinya, melainkan juga kepada orang lain. Jadi, ketika sesuatu tidak sempurna, maka sikapnya jadi negatif. Bahkan, jika suatu pekerjaan masih mendekati sempurna pun baginya tidak cukup.

Akibatnya, menutup peluang para staf dan pendukungnya untuk berkembang. Ketika bantuan staf benar-benar diperlukan, mereka tidak siap karena tidak pernah diberi kesempatan berlatih menerima tanggung jawab.

Sikap yang sering ditunjukkan seorang perfeksionis sebagai berikut:

•Sangat berkomitmen, bahkan sering berlebihan dan bisa mencapai terobsesi.
•Tidak suka mendelegasikan tugas bagi orang lain, atau kurang percaya pada kemampuan orang lain.
•Memiliki kesulitan untuk menghitung prioritas dengan sehat.
•Memiliki dorongan yang sangat besar untuk mengendalikan segala sesuatu.
•Berkompetisi dengan kuat, terdorong untuk menang dalam banyak hal, bahkan untuk hal-hal yang tidak berarti sekalipun.
•Memiliki standar yang sangat tinggi, bahkan cenderung tidak realistis.
•Sulit untuk fleksibel, cenderung kaku, dan menuntut orang lain dengan menggunakan standar yang tinggi.

Anda mungkin pernah merasa menjadi karyawan yang berhasil mencatatkan kinerja sempurna, mencapai target tinggi, namun tidak dinilai bagus oleh atasan. Atasan Anda ini mungkin termasuk kategori perfeksionis. Mereka beranggapan bahwa kinerja sempurna masih dapat dicapai, sehingga ia masih merasa tidak puas.

Masalahnya, mereka yang bertipe perfeksionis ini berpotensi mengakibatkan orang lain jadi tertekan untuk mengikuti standar sempurnanya. Oleh karena itu, Anda tidak perlu mengambil serius kata-katanya. Yang penting, Anda berhasil mencapai kinerja yang baik sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan, meskipun tidak sempurna.

Lelah dengan segala kritikan dan lantas menyerah. bukanlah solusi pintar untuk karir Anda. Memutuskan untuk pindah kerja karena satu masalah ini justru bisa membuat curriculum vitae (CV) Anda “cacat”. Periode kerja yang terlalu singkat seringkali membuat calon employer meragukan kompetensi Anda. Jika Anda tahu triknya, bekerja untuk bos yang perfeksionis malah bisa memberikan pengalaman dan keterampilan tersendiri.

Orang yang perfeksionis biasanya memiliki standar sendiri bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Usahakan Anda mengerti kebiasaan dan parameter kerja sempurna si bos terhadap setiap jenis pekerjaan. Perhatikan dengan seksama arahan dan petunjuknya, buat catatan sebagai panduan. Jangan ragu bertanya agar Anda mendapat gambaran sejelas-jelasnya sehingga dapat memenuhi ekspektasinya.

Bos Anda tidak akan melewatkan kesalahan sekecil apapun. Cobalah berpikir seperti seorang perfeksionis. Dan, cari kelemahan atau poin yang rawan kritikan dalam pekerjaan Anda. Mengkritisi diri sendiri sangat dibutuhkan untuk meminimalisasi kesalahan.

Memiliki bos yang perfeksionis membuat Anda benar-benar harus perhatian terhadap detil. Hindari kesalahan remeh seperti salah ketik, ketidakrapian, informasi yang tidak akurat, dan sebagainya, yang akan memicu masalah lebih besar nantinya. Jangan lupa lakukan check and recheck untuk setiap pekerjaan, sebelum Anda menyerahkannya untuk direview.

Jika mengikuti emosi, bertahan dengan bos yang selalu menuntut memang terasa melelahkan dan menjengkelkan. Namun, sebaiknya Anda tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang personal. Malah, anggap saja kritikan tersebut sebagai cambukan untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih baik. Lihatlah setiap kritikan sebagai cara belajar untuk jadi karyawan yang lebih baik.

Jangan tunggu si bos mencari-cari kesalahan Anda. Sebisa mungkin berikan informasi sebanyak-banyaknya sebelum diminta atau ditanyakan. Hal ini sekaligus dapat memberi kesan Anda mampu dan antusias mengerjakan pekerjaan tersebut. Sehingga, bos Anda akhirnya percaya pada Anda.

Kompromi dan menyesuaikan diri dengan sikap bos yang perfeksionis bukan berarti Anda harus menuruti keputusannya secara buta. Jika berulangkali sikapnya tidak konsisten, mulai menjurus kepada ambisi pribadi, dan sudah mengganggu ritme kerja lainnya, maka inilah saatnya Anda mengatakan bahwa revisi dan rombak sudah harus dihentikan. Kemukakan alasan yang logis dan masuk akal. Dan, sampaikanlah dengan sopan.

Bagaimana bila tugas telah selesai dikerjakan, namun dia mengotot ingin melakukan sejumlah perbaikan yang sebenarnya tidak terlalu penting, hingga malam sebelum deadline? Sah-sah saja bila Anda membiarkannya memuaskan obsesinya seorang diri. Selama tuntutan pekerjaan sudah dipenuhi, tidak ada alasan untuk ikut mencurahkan waktu dan tenaga terlampau banyak untuk satu tugas. Ingat, Anda masih punya tugas lain yang menanti esok hari.

Michael S. Dobson, penulis buku Working with Difficult People, menyatakan, kunci menghadapi si perfeksionis adalah melancarkan jalur komunikasi Anda dengannya. Ketika menerima pembagian tugas kerja, ambil waktu untuk memperjelas ekspektasi dari masing-masing pihak. Jika atasan ingin Anda melakukan sesuatu dengan cara tertentu, mintalah dia menuliskan langkahnya secara step by step di atas kertas, hingga Anda benar-benar mengerti apa yang ia maksudkan. Bukan yang terkuat akan bertahan, namun yang paling mampu menyesuaikanlah yang akan sukses.
=============================================================
Orang yang perfeksionis terkadang kurang disukai karena sulit bersikap fleksibel. Bagaimana mengenali si perfeksionis?

* Selalu ingin tampil prima
Orang yang perfeksionis selalu ingin tampil sempurna dalam berbagai hal, termasuk dalam penampilan. Ia paling tak tahan untuk tidak melirik kaca dan merapikan diri setiap kali ada kesempatan.

* Ingin jadi superior
Si perfeksionis tidak dapat dengan mudah mengakui kesalahannya di depan publik. Mereka amat peduli akan pendapat orang lain terhadap dirinya dan ingin selalu terlihat pintar dan superior.

* Hobi mengkritik
Seseorang yang berkepribadian perfeksionis gemar mengkritik orang-orang di sekitarnya. Jangan harap Anda bisa terlihat sempurna di depan matanya.

* Tidak bahagia
Meski terkesan sempurna, sebenarnya orang yang perfeksionis tidak bahagia dengan kehidupannya. Meski hanya sepersekian detik, Anda pasti bisa menemukan jejak itu di matanya.

* Terobsesi pada sesuatu
Pernah mendengar teman Anda bilang, "Saya paling tidak tahan melihat meja berantakan," atau "Saya tidak akan berhenti usaha sampai bisa memenangkan penghargaan karya tulis itu!"

No comments: